Jubung: Pembakaran Batu Kapur Desa Clebung, Bubulan, Bojonegoro

Jubung (pembakaran batu kapur)

Bojonegoro bagian selatan tidak hanya dikenal dengan hutan jati terbaik dimasanya, tetapi juga kaya akan sumber daya mineral dan batu kapur yang telah dimanfaatkan sejak akhir abad ke-19 oleh pemerintah Hindia Belanda. Dibuktikan dengan adanya bangunan berbentuk silinder vertikal yang berada di tengah Hutan Desa Clebung, Kecamatan Bubulan, Kabupaten Bojonegoro.


Bangunan ini oleh masyarakat setempat disebut Jubung, atau tempat pembakaran batu kapur. Struktur tersebut tersusun dari batu kali dan semen kapur, dengan bukaan melengkung di bagian bawah sebagai ruang pembakaran untuk memanaskan batu gamping di bagian atas tungku.


Setelah melalui proses pembakaran dengan suhu tertentu, batu gamping berubah menjadi kapur tohor (quicklime), bahan utama adukan semen yang digunakan dalam proyek-proyek konstruksi.


Pada 1893, pemerintah Hindia Belanda memulai mengerjakan mega proyek untuk mengendalikan banjir sekaligus mengairi lahan pertanian di sepanjang Bengawan Solo. Pekerjaan ini mencakup pembangunan kanal-kanal besar, tanggul, pintu air, serta saluran utama dari wilayah Ngluwak hingga ke muara di Gresik.

Selama proses pembangunan, dibutuhkan bahan perekat, pondasi, dan konstruksi dalam jumlah besar. Karena itu, pada tahun 1895 pemerintah kolonial mendirikan dua tempat pembakaran kapur permanen di wilayah yang kaya batu gamping, yaitu di Ngluwak (Ngraho) dan Clebung (Bubulan).


Dalam catatan Koloniaal Verslag tahun 1897, tungku pembakaran kapur di Clebung dibangun sekitar tahun 1895 bersamaan dengan pendirian pabrik batu bata di Ngluwak dan Doerek (Wilayah Tenggara Bojonegoro). Tempat-tempat ini berfungsi sebagai pusat produksi bahan bangunan lokal untuk mendukung proyek irigasi tersebut.


Namun, pada tahun 1896, kegiatan di Clebung sempat terhambat karena masalah teknis. Dua tungku kapur di Ngluwak dan Clebung tidak dapat beroperasi penuh akibat memerlukan perbaikan, meski produksi sebelumnya telah cukup untuk memenuhi kebutuhan proyek kanal dan saluran air.


Posting Komentar

© Bojonegoro History. All rights reserved. Developed by Jago Desain