Situs Bogangin, Sumberejo, Kabupaten Bojonegoro

Anggota Komunitas
Mini ekspedisi terus berjajalan untuk melakukan kerja-kerja penelitian di berbagai titik wilayah Kabupaten Bojonegoro, mencari dan menggali informasi dari sisi cerita sekaligus tinggalan yang dididuga objek cagar budaya.

Menindaklanjuti penemuan situs purbakala berupa beberapa lumpang batu, yang tercatat dalam laporan DR. F.D.K. Bosch tahun 1915 di Bongangin, Sumberejo, Bojonegoro, maka tanggal 17 November 2024 lalu, Kami Komunitas Bumi Budaya dan Bojonegoro History melakukan upaya penelusuran dan penelitian terhadap lokasi tersebut.


Situs diduga cagar budaya Bongangin, Bojonegoro, Jawa Timur, memiliki luas sekitar 200m x 200m, dan dalam penelusuran awal bahwa di lokasi ini banyak ditemui tinggalan artefak, berupa gerabah, keramik, bata kuno, dan mata uang kuno tersebar di sepanjang galian irigasi dan lahan pertanian milik warga setempat.


Proses penelusuran dimulai pukul 11.00-16.30 yang dikuti oleh 8 pegiat muda sejarah dan kebudayaan Bojonegoro, lokasi pertama di situs diduga cagar budaya di area embung Desa Prayungan, kedua diduga Sumur peninggalan Majapahit Prayungan, dan terakhir di diduga situs cagar budaya Bogangin, Sumberejo.

Proses Penelitian

Dalam proses penelitian di Bogangin, cukup memakan waktu dikarenakan Kawasan yang cukup luas, selaom itu kami juga melibatkan warga sekitar, dengan waktu 2 jam lebih kami berhasil mengumpulkan beberapa temuan yang akan menjadi data untuk kajian lebih lanjut.


Menurut Mbah Poh selaku warga lokal, dahulu wilayah ini terdapat berbagai jenis pohon yang tumbuh dan berkembang begitu besar, misalnya, Pohon Bogo, Pohon Asem, Pohon Pilang, Pohon Kepoh, dan paling besar Pohon Slubin didekat sendang gede (sekarang jadi jadi sumur).


Walapun sekarang lokasi situs Bongangin hampir berupa areal persawahan, namun warga masih sangat mempercayai wilayah ini sebagai wilayah yang keramat, sehingga setahun sekali, masih dilakukan sedekah bumi disini, dan diwaktu tertentu masih dilakukan selamatan nyadran.


Menurut kepercayaan, wilayah keramat ini merupakan tempat seorang sri bernama Mbah Sendi, yang memiliki spiritual tinggi dan memiliki dua orang anak laki-laki. Cerita tutur tersebut telah lama didengar oleh masyarakat setempat, sehingga kawasan yang diduga cagar budaya menjadi sakral dan keramat.

Posting Komentar

© Bojonegoro History. All rights reserved. Developed by Jago Desain