Halte Sroyo: Rekam Jejak Tranportasi Kereta Api Bojonegoro

Halte Sroyo, Sumberejo
Perjalanan sejarah transportasi kereta api di Indonesia tidak hanya berkutat pada stasiun-stasiun besar yang sibuk dan megah, tetapi juga pada halte-halte kecil yang pernah memainkan peran penting dalam menghubungkan wilayah-wilayah terpencil. Salah satu contohnya adalah Halte Sroyo, sebuah halte kereta api nonaktif yang menyimpan jejak sejarah di tengah perkembangan jalur kereta api di Jawa Timur.

Halte yang terletak di Mejuwet, Sumberejo, Bojonegoro, berdiri di ketinggian +14 meter di atas permukaan laut. Meskipun namanya merujuk pada Desa Sroyo, halte ini sebenarnya tidak berada di desa tersebut, melainkan di sebelah selatannya. Halte ini termasuk dalam Daerah Operasi VIII Surabaya, yang merupakan salah satu wilayah strategis dalam jaringan transportasi kereta di Jawa Timur.

Dalam perkembangannya, Halte Sroyo pernah mengalami masa di mana ia digolongkan sebagai "stasiun". Hal ini tertuang dalam Buku Jarak untuk Angkutan Barang yang diterbitkan oleh Perusahaan Jawatan Kereta Api (PJKA) pada tahun 1989. Penggolongan ini menandakan bahwa meskipun berskala kecil, Halte Sroyo memiliki peran penting dalam pergerakan barang dan penumpang di masanya.

Peta Jalur Kereta Api

Secara fisik, Halte Sroyo hanya memiliki satu jalur kereta api dan tidak dilengkapi dengan sistem persinyalan yang canggih seperti stasiun besar pada umumnya. Kesederhanaan infrastruktur ini mencerminkan peran halte sebagai tempat pemberhentian kecil yang melayani kebutuhan transportasi lokal. Namun, seiring dengan modernisasi jaringan kereta api di Indonesia, halte ini perlahan kehilangan fungsinya.

Penonaktifan Halte Sroyo terjadi pada tahun 2013, menjelang pengoperasian jalur ganda pada ruas Bojonegoro–Babat pada April 2014. Jalur ganda tersebut merupakan bagian dari upaya meningkatkan kapasitas dan efisiensi layanan kereta api di jalur tersebut. Sayangnya, dalam modernisasi tersebut, halte kecil seperti Sroyo tidak lagi dianggap relevan untuk dioperasikan.

Di samping lokasi halte ini, terdapat gardu pengendali sinyal blok intermediet, yang berfungsi mengatur lalu lintas kereta api di segmen tertentu. Keberadaan gardu ini menjadi penanda bahwa meskipun halte sudah tidak berfungsi, jejak perannya dalam sistem perkeretaapian masih dapat dirasakan.

Halte Sroyo mungkin kini hanya tinggal kenangan bagi sebagian orang. Namun, di balik kesederhanaannya, halte ini merupakan bagian dari narasi besar perjalanan kereta api di Indonesia. Kisah tentang Halte Sroyo bukan sekadar cerita tentang tempat perhentian kecil, tetapi juga tentang bagaimana perubahan zaman dan teknologi menggeser peran titik-titik penting dalam jaringan transportasi. Bagi para pencinta sejarah dan pengamat perkeretaapian, Halte Sroyo adalah sebuah monumen bisu yang tetap menyimpan cerita tentang masa lalu yang penuh dinamika.

Posting Komentar

© Bojonegoro History. All rights reserved. Developed by Jago Desain